Bahaya Makanan Kaleng
Bahaya Makanan Kaleng sangat merugikan bagi kesehatan tubuh. Manusia seringkali membelinya untuk diminum maupun dimakan yang bungkusannya kaleng.Masalah pengawetan makanan semakin
dibutuhkan ketika Perang Dunia melanda. Mal nutrisi menyerang pasukan
militer hingga tahun 1795, Napoleon menawarkan hadiah 12.000 Franc
kepada siapapun yang bisa memberikan solusi efektif untuk mengawetkan
makanan dalam rangka menyediakan makanan bagi tentara yang berada jauh
dari rumah. Hadiah ini dimenangkan oleh Nicolas Appert, seorang penjual
manisan, juru masak, pembuat bir, dan pembuat acar berkebangsaan
Perancis.
Pada awalnya, makanan hasil pengawetannya disimpan di dalam
botol kaca yang disumbat dengan gabus, kawat, dan lilin penyegel
kemudian selama 12 jam direbus di dalam air.
Teknologi terus berkembang, hingga
akhirnya ditemukan kaleng sebagai pengemas makanan yang sudah diawetkan.
Itu adalah sejarah singkatnya.
Makanan yang diawetkan itu pun akhirnya
menjadi populer dan dianggap sangat membantu dalam kehidupan yang serba
sibuk saat ini. Akan tetapi, ada bahaya yang terkandung dalam makanan
yang dikalengkan. Bahaya tersebut terkait dengan tumbuhnya bakteri dan
racun kaleng atau pembungkus yang larut dalam makanan.
Di dalam makanan yang dibungkus di dalam kaleng berpeluang menjadi
tempat tumbuhnya bakteri Clostridium yang dapat menyebabkan keracunan.
Tanda-tanda yang akan Anda alami jika kena bakteri ini ialah tenggorokan
menjadi kaku, mata berkunang-kunang, kejang-kejang, dan bisa
menyebabkan kematian. Clostoridium Botulinum merupakan bakteri obligat
anaerob, pembentuk spora, gram positif. Botulinum bersifat neurotoksin
yang dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Bahaya kedua ialah
adanya Bisfenol A yang dapat mempengaruhi kesuburan. Bistenol A
dikandung oleh botol plastik pembungkus makanan yang bisa larut
perlahan-lahan. Padahal, bahan kimia sintetis pengeras plastik ini
digunakan sebagai lapisan kaleng makanan atau minuman. Sudah ada sekitar
90 persen manusia di dunia diyakini terpapar racun Bisfenol. Selain
mempengaruhi tingkat kesuburan, racun Bisfenol juga menunjukkan bahwa
racun ini bisa menimbulkan kanker payudara, kerusakan hati, obesitas,
dan diabetes.
Ikan yang sudah
dikemas dalam kaleng biasanya menjadi pilihan praktis untuk dimakan
dengan cepat. Produsen juga telah memasak dan memberikan bumbu, agar
ketika dibuka tinggal memanaskannya sebentar untuk dimakan. Hanya saja
mengonsumsi ikan segar jauh lebih direkomendasikan. Bahaya Makanan Kaleng dalam ikan kurang lebih seperti ini:
- Ikan tuna dalam kaleng, misalnya, dimungkinkan mengandung kadar methylmercury. Merkuri adalah racun yang akan menyerang saraf. Tubuh secara perlahan bisa membuang merkuri. Namun jika asupan merkuri terlalu tinggi pada tubuh maka zat tersebut menjadi racun mematikan yang tidak bisa dibuang secara cepat. Akibat dari akumulasi merkuri dalam jangka panjang adalah merusak jaringan tubuh seperti pada otak dan ginjal. Gejala keracunan merkuri adalah ada kulit yang mati rasa, tubuh gemetar (tremor), sulit berjalan, gangguan penglihatan, masalah memori, kejang, dan kerusakan otak anak jika keracunan terjadi pada ibu hamil atau menyusui. Disarankan mengonsumsi ikan dalam kaleng ini tidak terlalu sering agar kadar merkuri yang mungkin ada, masih bisa ditoleransi tubuh.
- Kaleng mengandung zat Bisphenol A (BPA), salah satu bahan kimia yang sering digunakan sebagai penyusun fisik kaleng. BPA yang ada pada kaleng dimungkinkan dapat meresap pada produk ikan yang dikemas. Akibatnya, ikan menjadi terkontaminasi. Menurut laporan dari BPOM-nya Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA), BPA berpengaruh pada perilaku, otak, dan kelenjar prostat pada janin, bayi, hingga anak-anak. BPA sebelumnya kerap ditambahkan pada barang-barang yang terbuat dari plastik bahkan yang diperuntukkan sebagai alat makan dan minum. Namun sekarang, mulai banyak produk peralatan makan maupun minum yang sama sekali tidak memakai BPA sebagai penyusunnya sehingga lebih aman untuk kesehatan. Meski begitu, menurut studi di tahun 2014 yang diterbitkan dalam Journal of Exposure Science and Environmental Epidemiology, mengonsumsi ikan kaleng tidak lantas pasti akan membuat seseorang memiliki kandungan BPA tinggi dalam air seninya.
- Kandungan garam yang tinggi. Saat ini kebanyakan ikan kaleng diberikan kandungan garam yang cukup tinggi. Rasa asinnya cukup menyengat lidah. Dalam 3 ons ikan kaleng kurang lebih terdapat garam sebanyak 354 miligram. Bahaya makan ikan yang banyak garam di antaranya menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan meingkatkan risiko penyakit jantung. Cairan tubuh akan terserap oleh garam sehingga bisa menimbulkan dehidrasi hingga darah lebih kental. Oleh sebab itu, ada baiknya memilih ikan kaleng yang dikemas tanpa penambahan garam walaupun harganya mungkin sedikit mahal. Asupan garam setiap hari bagi orang dewasa sebaiknya tidak melebihi dari angka 1.500 miligram.
Untuk sebaiknya kita harus menhindari makanan yang kemasan atau bungkusannya dalam kaleng,supaya terhindar dari Bahaya Makanan Kaleng. terimakasih :)
Comments
Post a Comment